Subscribe:

Minggu, 17 Agustus 2014



Impian. Apa yang terlintas pertama kali dipikiran kalian saat mendengar kata ini? Kalo gue berpikir impian itu merupakan pencapaian. Gimana seseorang bisa mencapai impiannya? Apa dengan usaha keras dan keyakinan? Apa hanya dengan usaha dan keyakinan aja kita bisa mencapai impian kita?. 


Usaha keras itu merupakan proses untuk mencapai impian kita dan keyakinan merupakan faktor pendukung utama untuk dapat mencapai suatu impian, tapi untuk mencapainya, itu tidaklah cukup. Di dunia ini banyak orang yang punya keyakinan  kuat dan yang selalu berusaha, tapi tidak banyak dari mereka yang dapat mencapai impiannya.  Namun, tidak ada yang tidak mungkin.
 
Jika sudah berusaha keras, sudah memiliki keyakinan yang kuat, tapi belom bisa menggapai impian tersebut, apa sudah melakukan tindakan yang tepat? Kebanyakan orang memiliki impian yang hebat, tapi salah dalam melakukan tindakannya. Cobalah untuk pintar dalam merencanakan sesuatu dan tidak melakukan tindakan yang sia-sia. Rencanakan tindakan-tindakan apa yang dibutuhkan dalam mencapai suatu impian. 


Banyak yang bilang impian hebat itu cuman omong kosong. Banyak yang meremehkan dan menertawakan impian seseorang dan bilang bahwa tidak mungkin untuk bisa mencapai impian itu. Jika kalian mendapati ada seseorang yang meremehkan impian kita, lebih baik pergi dari orang tersebut. Lalu cobalah untuk mencapai impian dengan omong kosong, kemudian isi kekosongan itu dengan usaha dan keyakinan, dan juga perbuatan yang tidak sia-sia. Dan ketika impian kita terwujud, cobalah kembali ke orang itu dan tunjukkan bahwa omongan kita yang kosong dulu itu kini telah membawa hasil.
 

Rabu, 06 Agustus 2014


Selamat malam. Akhirnya. Hari ini gue resmi jadi anak SMK yang ditandai dengan gue memakai seragam putih abu-abu. Pertama kalinya gue make seragam putih abu-abu itu rasanya seneng banget, walopun gue masih agak belum terbiasa.

Rasa seneng gue ini mengingatkan gue dulu ketika masih SD, di mana gue waktu itu kepingin banget jadi anak SMP dan ketika udah SMP gue pingin jadi anak SMK yang akhirnya terwujud.

Banyak perubahan yang terjadi dulu saat gue bertransformasi dari SD ke SMP. Dari anak lugu yang pernah cinta monyet dengan otak yang masih pas-pasan dan berusaha untuk keren di depan adik kelas(walopun nggk keren sama sekali) sampe jadi anak yang tau rasanya pacaran itu kayak gimana, rasanya dapet ranking di kelas itu kyak gimana,dan rasanya dianggap keren sama adik kelas itu kyak gimana.

Gue tau itu semua mungkin norak, tapi paling tidak gue udah pernah ngerasain. Gue emang norak tapi gue berusaha untuk berubah. Aneh emang ya gimana gue dulu yang kyak gitu bisa jadi diri gue yang sekarang.
Nah, sekarang udah gak terasa gue udah SMK. Apa yang terjadi nanti sama gue 3 tahun ke depan, who knows?. Yang pasti sekarang gue berusaha untuk menjadi lebih baik.

Ibarat sebuah buku diary tebal gue sekarang berada di bagian kertas putih kosong yang udah siap untuk diisi di halaman pertama, awal dari bab baru. Gue berharap di bab baru ini gue bisa mengisinya dengan hal-hal yang positif bagi gue sendiri maupun bagi orang lain.

Cerita-cerita di bab ini berisi tentang semua pengalaman gue di SMK dengan seragam putih abu-abu gue yang jadi saksinya. So, bab ini gue beri judul Putih Abu-Abu.

Senin, 28 Juli 2014

Selamat malam:)
Hari ini adalah hari yang istimewa bagi seluruh umat Islam sedunia. Yap. Lebaran.
Lebaran itu diidentikkan dengan Mudik, THR, dan Maaf-memaafkan.

Hari ini, di pagi yang cerah, nyokap dan gue bangun pagi sekitar jam 6. Gue pun mandi dan menyiapkan segala keperluan untuk sholat Idul Fitri. Dari koran, sajadah, dan tidak lupa membawa muka.
Dengan memakai baju gamis hitam dengan kopiah hitam bergaris putih di pinggirannya dan ujung atasnya yang lancip gue sangat percaya diri atas penampilan gue, mungkin gue udah kayak Pak Udztad yang terhormat di kalangan masyarakat−ato sampah masyarakat(?).
Gue melaksanakan sholat dengan tertib, lancar, dan khidmat.

Kemudian gue pulang dan langsung meminta maaf kepada nyokap gue atas kesalahan-kesalahan yang selama ini gue perbuat.Lalu gue ganti baju.

Mungkin kebanyakn anak-anak sehabis sholat akan keliling-keliling buat nyari uang lebaran, biasanya gue nyebut anak-anak yang begitu adalah "anak-anak korban lebaran".  Kenapa? karena mereka rela panas-panasan hanya untuk uang di saat lebaran.

Lanjut. Gue pulang mengganti baju gamis gue dengan baju koko putih lengan pendek serta celana kain hitam

panjang dengan sepatu santai hitam bermotif pohon kelapa berwarna putih.
Mungkin kalian akan berpikir bahwa gue akan menjadi "anak korban lebaran". Salah.
Gue bakal jadi Tukang potong Kambing Gulinggggg!!.

Ya, aneh emang. Bagaimana mungkin anak berumur 14 tahun bisa menjadi tukang potong kambing guling. Jadi, ceritanya waktu malam takbiran nyokap gue nerima kerjaan untuk jadi tukang kambing guling., terus nyokap nawarin gue untuk jadi tukang potongnya, tentu saja dengan nyokap. Pertamanya sih gue ragu-ragu, tapi setelah tau reward-nyaaa. Execpted.



Nyokap dan gue pun ngambil kambingnya di rumah orang yang ngasih job. Setelah itu kita langsung pergi ke rumah pelanggan yang sedang mengadakan acara. Mungkin Open House ato apalah, gue juga gak tau ceritanya.
Sampe di sana gue langsung mempersiapkan segala perkakas di tempat stand-nya kambing guling. Ternyata acaranya udah rame, buanyakk banget orangnya, baru dateng di stand-nya udah langsung dikeroyok aja. Mungkin kita terlambat, tapi kita dikasitau sama orang yang ngasih job-nya dateng jam 10 pagi.

Ini pengalaman pertama gue motong kambing guling. Sebelum-sebelumnya cuman bisa ngabisin. hehhehe.
Emang, pertama-pertamanya sih gue agak kesulita motongnya tapi lama-kelamaan yaaaaaaaaaaaa.
SAMA AJA.
Susah banget motongin kambing yang digantung, apalagi gue gak tau seluk-beluknya si kambing−karena dia belom punya KaTePe. Sekitar 1 jam-an gue pun tukar posisi dengan nyokap gue. Dia jadi striker(pemotong), dan gue jadi pelatih(penyusun strate-kambing guling). Jadi gue yang masak kambingnya dan melayani tamu yang mau makan.

Setelah 2 jam, akhirnya pertandingan selese dengan kemenangan di pihak wasit. Lho?. 
Gue berlumuran dengan darah keringat, entah kenapa jadi tukang kambing guling itu susah, padahal hanya motong, masak, tamunya tinggal ngambil, tapi ah sudahlah. 

Setelah itu gue dan nyokap langsung otw ke rumah oma gue. Ya kalian tau sendiri apa yang terjadi.

Lalu gue dan nyokap pulang, kemudian gue ganti baju, nah baru deh gue jadi "korban lebaran".
Memang hari ini gue perginya sama nyokap, jadi nyari uangnya ya di rumah temen-temen nyokap.


Kicauan